Adakah disalurkan ke jiwa-jiwa yang tenang?
Atau terus-terusan gersang di bumi tandus?Sudah ke mana ya pimpinan jiwa?
Sudah cukup redha kah diri atau sekadar omongan bibir yang lesu?
Masih lagi berkira-kira tentang untungnya mereka,lebihnya mereka,kurangnya diri,compangnya di sana sini?
Masih lagi terus-terusan mengecam hati yang minta dikasihi oleh pembawa jasadnya sendiri?
Kasihan kau hati,kerana saya selalu saja menghentammu dengan kata-kata pelemah.
Mungkinkah nanti akan kau persoalkan saya,di hadapan Dia?
Di mana kita si kekasih hatiku,di mana kita salurkan nafsu kita?
Adakah Ammarah,lawwamah,atau mutmainnah?
Di sini kah kita?
"Dan aku tidak(menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), kerana sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan,kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku.Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun,Maha Penyayang."(12:53)
Atau di sini?
"Aku bersumpah dengan hari kiamat.Dan aku bersumpah demi jiwa yang selalu menyesali."(75:1-2)
Atau lebih-lebih lagi di sini?
"Wahai jiwa yang tenang.Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya."(89:27-28)
Adakah kita selalu begini?
"Ah,tak payahlah nak susah-susah buat baik,bukan dapat apa-apa pun."
"Biarkanlah dia dengan hidup dia,apa aku kisah?"
"Sedapnya tidur,subuhlah baru bangun!"
"Aku moody la,jangan kacau boleh tak?"
Tidak sesalkah kita?Tidak rugikah?Mengapa tidak begini?
"Ya Allah,sedikitnya RM10 untuk pak cik yang tak berdaya itu,kenapa tidak aku berikan RM20,bukankah cinta saudara lebih mahal dari ini?"
"Kenapa aku biarkan dia sendirian?Kenapa tidak aku bersamanya walau sekejap?Kenapa aku tinggalkan sahabatku?Kenapa tiada walau secebis pembakar semangat untuknya."
"Menyesalnya tidur lambat,sudah terlepas qiyam!"
Atau yang lebih baik,
"Sesungguhnya,masih ada lagi yang kurang mampu dari aku,bersyukurlah."
"Kerana Allah itu Maha Tahu,dan jalan ini paling terbaik untuk tarbiyahku."
"Sakit ini adalah ujian ridhanya hati aku,jadi harus bersabar ya!"
"Allah itu kan sangkaan hambaNya,berfikirlah yang baik-baik tentang aturanNya."
Duhai jiwa,benar saya rindu padamu.Walau sepasang tanganmu belum mencecah.Sungguh deraian ini tak tertahan bila mengenangkan betapa tidak berdayanya saya.
1 comment:
insaf sat...:)
Post a Comment